Hal-Hal Kecil

Kelanjutan Cerita Tentang Hari ini 

Menjadi keras kepala yang tahu bahwa dia tak pernah menganggap cintaku. Namun aku tetap mencintainya seperti tiada akhir.


“Kayanya ini bagus deh mas dika”

“Serius kamu? Ga terlalu polos”

“Engga mas, mbak andini itu stylenya mirip-mirip aku, suka yang simple tapi tetep mencolok gitu. Liat deh ini meski polos, perpaduan warna biru tua sama sedikit kuning di bagian pinggang itu bikin keliatan bagus”

“Ha? Gimana?”

“Udah pokoknya bagus, mas aku jelasin juga gak akan paham”

“Yauda, lalu mana lagi?”

“Itu bagus deh, cocok sama warna sepatu yang mas beliin tadi” Clara berjalan menuju gaun pink muda dengan aksen bunga dibagian ujung

“Ini mah cocoknya buat kamu dek, mau gak?”

“Kok aku? Kan ini belanja buat kado mbak andini. Gimana sih nih orang, bahlul”

“Ya engga gitu, ini bagus kalau di kamu kayanya. Mau gak? Ya hadiah karena udah nemenin mas”

“Terus buat mbak andini?”

“Ya kembaran”

“Yeu, gamau”

“Ya cari yang lain bisa kan. Udah ya nurut deh”


Ternyata begini rasanya melihat dia bangga dengan pilihannya. Senyumnya nampak lebar, tak biasanya dia mau berbelanja lama, berjalan kaki berpindah-pindah toko. Selama ini saat kita bersama dia memang terlihat bahagia, semua orang nampak iri melihatnya. Namun, kini aku melihat hal yang berbeda. Cukup membuatku percaya bahwa dia bangga dengan pilihan hatinya. 


“Ternyata bagus ya mas, emang kalau dibeliin tuh makin bagus gitu deh”

“Nih muji-muji pasti ada maunya”

“Tau aja, mau sushi”

“Berangkaatt..”

“Eh tapi nanti mbak andini marah, gimana?”


Setiap aku menyebut nama andini ketika kita melakukan suatu hal bersama, raut wajahnya berubah. Tidak sekali duakali, sering. Ada sesuatu, yang tak pernah aku bisa pahami artinya. Dengan senyum tipis tanpa kita, dia selalu menyembunyikan semuanya.


Ada apa? Apa mungkin ada aku yang seharusnya cintanya dapat terbalas?

Comments

Popular Posts