PERTEMUAN KITA FANA

Hai, apa kabar? Aduh harusnya kata-kata itu aku sampaikan padamu, bukan ke diriku sendiri. Tapi aku engga berani

Kemarin aku lihat postingan barumu, kayanya lagi rame ya tendernya? Wah gajian besar nih. Biasanya kamu bakal nawarin aku roti bakar atau martabak kalau lagi banyak dapet rejeki. Sekarang uda engga lagi

Project barumu gimana kabarnya? Jadi dibuka bulan depan? Sayang banget kalau engga jadi karena terhalang keadaan. Aku inget kamu excited banget soalnya waktu ngerjain itu, kaya bener-bener punya harapan besar gitu buat di project satu itu

Walau udah new normal, tetep jaga kesehatan ya. Jangan begadang mulu, kasian itu tubuh kamu. Kalau keluar pake masker, jangan bandel

Beberapa waktu lalu kamu pengen keluar bareng, nonton film, maraton bahkan. Katamu kita bakalan nonton dari sore sampe malem, lalu makan, baru pulang deh. Tapi engga begitu lagi

Ternyata kita bisa gitu jatuh cinta, nyaman, dan sayang sama orang yang belum pernah kita temui sama sekali. Kita ga pernah saling bersentuhan, berjabat tangan, bertukar nama. Kita juga ga pernah sling bertatap muka, bertatapan, bertukar pandangan. Tapi, aku jatuh cinta

Aku merasa ada yang lebih lengkap dengan hadirmu, ada yang lebih hidup karena tawamu, ada yang lebih bermakna karena dirimu. Aduh maaf ya sepertinya aku kekanak-kanakan sekali, tapi aku sungguh-sungguh

Bahkan hingga kamu memilih menjauh dari hidupku, sampai aku merasa tidak enak jika harus terus-terusan menghubungimu yang terlihat merasa terganggu. Lalu kita tidak lagi bertegur sapa, ada jarak yang setiap hari kian meluas, hingga terlalu canggung untuk dilalui. Aku masih jatuh cinta

Aku melihat postinganmu, kalimat-kalimat spontan di sosial mediamu, kadang merasa resah jika tidak ada satupun update di sana, aku takut sesuatu menimpamu sebelum sempat aku mengutarakan yang tersimpan

Aku yakin kamu tak akan membaca tulisan ini, hanya saja semoga di bagian kehidupan yang lainnya kita dapat kembali bertegur sapa, hingga mungkin kita bisa berjumpa.


Pada akhirnya kita kembali menjadi orang asing dalam dunia yang bising

Menjadi penonton story yang tak berani saling menghubungi

Sebagai orang kesepian yang tak punya nyali untuk bertindak duluan

Hanya menjadi segelintir orang-orang penasaran tanpa suatu kepastian

Menebak-nebak kelanjutan dari semua kejadian

Hingga akhirnya lebur tanpa ada yang menjadi kenyataan

Comments

Popular Posts