DUA RATUS ENAM BELAS HARI SETELAH KEPERGIANMU

Kelanjutan Cerita Tiga Kata.

Aku sudah suka dengan segala sesuatu yang ada padamu sejak kamu menyebut namamu saat berkenalan denganku. Meski kamu terlihat begitu angkuh dan terlalu percaya diri, caramu menempatkan diri tak sadar membuatku menaruh hati. 

“Apa mimpi paling besarmu, ra?”
“Entahlah, aku tidak begitu handal dalam bermimpi”
“Lalu seperti apa kamu ingin melalui masa tuamu?”
“Aku belum terpikir hingga ke sana. Tapi aku akan sangat bersyukur jika bisa menua dengan rasa damai, di rumah dengan banyak tanaman hias”
“Kamu benar-benar orang yang sederhana ya”
“Kalau kamu, apa mimpi terbesarmu dan bagaimana kamu ingin melalui masa tuamu?”
“Aku sangat ingin membuka tempat kerja yang dapat merangkul orang-orang tak berpendidikan tapi mau belajar, aku akan membuka pelatihan-pelatihan. Aku ingin menua dengan kenangan berjalan-jalan keliling dunia, menceritakan indahnya bumi pada cucuku nanti”

Percakapan singkat di halaman rumah salah satu klien kita pada bulan juni yang cerah itu terus terngiang di kepalaku. 

Semua kenangan itu adalah hal-hal yang sebaiknya sudah tidak diingat-ingat lagi.

“Andai aku lebih bersabar dan memahami mimpi-mimpimu apa masih bisa kita bersama, mas?”
“Ra, kita sudah tak sejalan dan tak sepaham, tak perlu lagi dipaksakan”

Bodoh, imajinasi membawaku berpikir bahwa aku orang yang pantas untuk berada disampingmu dan terus mendampingimu. 

Mulai dari sekarang, aku akan belajar untuk tidak menipu diri sendiri. Atas ekspektasi dan skenario yang aku katakan untuk meredam kenyataan.

Merelakan dan melepaskan seseorang pergi memang sulit, tapi tidak berarti bahwa mempertahankannya itu mudah. Karena jika sudah terlalu berat untuk dipertahankan, kita harus belajar untuk melepaskan dan menghadapi apa yang terjadi.

Aku kira perasaan kita begitu kuat hingga tak akan goyah, aku salah. 

Jika memang sudah saatnya berpisah, tak akan ada kata andai
Jika bukan karena alasan yang terjadi saat ini
Tuhan tak akan kehabisan jalan untuk memisahkan yang sudah tak lagi setujuan

Aku rindu kita, yang bahkan tak lagi ada.

Comments

Popular Posts